Rabu, 26 Mei 2010

Sistem Pakar (Expert System) dalam Knowledge Management

Sistem pakar (expert system) merupakan salah satu teknologi andalan dalam knowledge management,terutama melalui empat skema penerapan dalam suatu organisasi yaitu:

1. Case-Based Reasoning (CBR) yang merupakan representasi knowledge berdasarkan
pengalaman, termasuk kasus dan solusinya;
2. Rule-Based Reasoning (RBR) mengandalkan serangkaian rules yang merupakan representasi dari knowledge dan pengalaman karyawan/manusia dalam memecahkan kasuskasus yang rumit;
3. Model-Based Reasoning (MBR) melalui representasi knowledge dalam bentuk atribut,
perilaku, antar hubungan maupun simulasi proses terbentuknya knowledge;
4. Constraint-Satisfaction Reasoning yang merupakan kombinasi antara RBR dan MBR.

Di dalam konfigurasi yang demikian, dimungkinkan pengembangan knowledge management di salah satu unit organisasi dokumentasi dan informasi dalam bentuk:
1. Proses mengoleksi, mengorganisasikan, mengklasifikasikan, dan mendiseminasikan
knowledge ke seluruh unit kerja dalam suatu organisasi agar knowledge tersebut berguna bagi siapapun yang memerlukannya,
2. Kebijakan, prosedur yang dipakai untuk mengoperasikan database dalam suatu jaringan intranet yang selalu up-to-date,
3. Menggunakan ICT yang tepat untuk menangkap knowledge yang terdapat di dalam pikiran individu sehingga knowledge itu bisa dengan mudah digunakan bersama dalam suatu organisasi,
4. Adanya suatu lingkungan untuk pengembangan aplikasi expert systems;
5. Analisis informasi dalam databases, data mining atau data warehouse sehingga hasil analisis tersebut dapat segera diketahui dan dipakai oleh lembaga,
6. Mengidentifikasi kategori knowledge yang diperlukan untuk mendukung lembaga,
mentransformasikan basis knowledge ke basis yang baru,
7. Mengkombinasikan pengindeksan, pencarian knowledge dengan pendekatan semantics atau syntacs,
8. Mengorganisasikan dan menyediakan know-how yang relevan, kapan, dan bilamana diperlukan,mencakup proses, prosedur, paten, bahan rujukan,formula, best practices, prediksi dan cara-cara memecahkan masalah. Secara sederhana, intranet,groupware, atau bulletin boards adalah sarana yang memungkinkan lembaga menyimpan dan
mendesiminasikan knowledge,
9. Memetakan knowledge (knowledge mapping) pada suatu organisasi baik secara on-line atau off-line,pelatihan, dan perlengkapan akses ke knowledge.

Strategi Pemberdayaan UKM Melalui Knowledge Management

Kemajuan UKM perlu di dorong dan di dukung, terutama dalam pemanfaatan Knowledge Management, yaitu dengan meningkatkan sumber daya masyarakat agar secara intelektual siap dan mampu bersaing, dan mengefektifkan sumber daya alam dan sumber daya manusia sehingga mampu dan memiliki daya saing. Salah satu unsur yang sangat mendukung terhadap kualitas knowledge management adalah pemanfaatan teknologi informasi di organisasi secara optimal.

UKM atau usaha kecil dan menengah mempunyai anggaran yang cukup besar sehingga banyak program untuk memberdayakan UKM, meskipun hasilnya belum menggembirakan. Perlu dicari format baru yang berbeda dari sebelumnya agar UKM tidak stagnan. Kemampuan sebuah perusahaan UKM dalam penyerapan/penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dikaitkan dengan tingkat perkembangan dari keempat komponen teknologi tersebut di dalam perusahaan tersebut.

Seperti yang dapat dikutip dari Gauthama, 1999 dalam http://www.smecda.com, keempat komponen tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
•Perangkat manusia (SDM), yakni penguasaan ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap, perilaku serta etos kerja;
•Perangkat teknis antara lain mesin dan peralatan yang diciptakan/direncanakan untuk peningkatan nilai tambah atau produktivitas;
•Perangkat organisasi yang memungkinkan terjadinya peningkatan kinerja dan produktivitas terhadap organisasi ;
•Perangkat informasi dan pengetahuan yang berkaitan dengan teknologi yang diterapkan, antara lain yang menyangkut data dasar (database), yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan dan sasaran pemanfaatan pengetahuan dan teknologi.

Untuk peningkatan teknologi informasi, UKM perlu memanfaatkan ICT untuk meningkatkan daya saing perusahaan, mengingat di era globalisasi ini arena persaingan menjadi sangat kompetitif, dan bersifat global/ mendunia, usaha kecil dan menengah (UKM) harus mampu bersaing di tengah persaingan ini,untuk itu diperlukan strategi untuk meningkatkan daya saing perusahaan. Agar dapat bertahan di era persaingan ini, usaha kecil dan menengah (UKM) perlu memikirkan strategi untuk meningkatkan daya saing perusahaan untuk mendapatkan peluang ekspor dan juga peluang bisnis lainnya. Salah satu strateginya adalah menggunakan Information and Communication Technology (ICT), karena pemanfaatan ICT bagi usaha kecil dan menengah (UKM) dapat meningkatkan daya saing yang dimiliki perusahaan untuk mendapatkan peluang ekspor dan peluang bisnis.

Manfaat E-Learning

E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi pelajaran. Peserta didik dapat saling berbagi informasi atau pendapat mengenai berbagai hal yang menyangkut pelajaran atau kebutuhan pengembangan diri peserta didik. Selain itu, guru dapat menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik di tempat tertentu di dalam web untuk di akses oleh peserta didik. Sesuai dengan kebutuhan, guru dapat pula memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengakses bahan belajar tertentu maupun soal-soal ujian yang hanya dapat diakses oleh peserta didik sekali saja dan dalam rentangan waktu tertentu pula (Website Kudos, 2002, dalam Siahaan).

Secara lebih rinci, manfaat e-learning dapat dilihat dari 2 (dua) sudut, yaitu dari sudut peserta didik dan guru :

Sudut peserta didik
Dengan kegiatan e-learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar yang tinggi. Menurut Brown, 2000 (dalam Siahaan) ini dapat mengatasi siswa yang (1) belajar di sekolah-sekolah kecil di daerah-daerah miskin untuk mengikuti mata pelajaran tertentu yang tidak dapat diberikan oleh sekolahnya, (2) mengikuti program pendidikan keluarga di rumah (home schoolers) untuk mempelajari materi yang tidak dapat diajarkan oleh orang tuanya, seperti bahasa asing dan ketrampilan di bidang komputer, (3) merasa phobia dengan sekolah atau peserta didik yang di rawat di rumah sakit maupun di rumah, yang putus sekolah tapi berminat melanjutkan pendidikannya, maupun peserta didik yang berada di berbagai daerah atau bahkan yang berada di luar negeri, dan (4) tidak tertampung di sekolah konvensional untuk mendapatkan pendidikan.

Guru/dosen
Menurut Soekartawi (dalam Siahaan) beberapa manfaat yang diperoleh guru adalah bahwa guru dapat : (1) lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi, (2) mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna peningkatan wawasannya karena waktu luang yang dimiliki realtif lebih banyak, (3) mengontrol kegiatan belajar peserta didik. Bahkan guru juga dapat mengetahui kapan peserta didiknya belajar, topik apa yang dipelajari, berapa lama sesuatu topik dipelajari, serta berapa kali topik tertentu dipelajari ulang, (4) mengecek apakah peserta didik telah mengerjakan soal-soal latihan setelah mempelajari topik tertentu, dan (5) memeriksa jawaban peserta didik dan memberitahukan hasilnya kepada peserta didik.

E-Learning

Pengertian E-Learning
Menurut William Horton (dalam Sembel, 2004) e-learning merupakan kegiatan pembelajaran berbasis web (yang bisa diakses dari internet). Tidak jauh berbeda dengan itu Brown, 2000 dan Feasey, 2001 (dalam Siahaan, 2002) secara sederhana mengatakan bahwa e-learning merupakan kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan (internet, LAN, WAN) sebagai metode penyampaian, interaksi, dan fasilitas yang didukung oleh berbagai bentuk layanan belajar lainnya.
Syarat-Syarat E-learning
Menurut Newsletter of ODLQC, 2001 (dalam Siahaan) syarat-syarat kegiatan pembelajaran elektronik (e-learning) adalah :
a.kegiatan pembelajaran dilakukan melalui pemanfaatan jaringan dalam hal ini internet.
b.Tersedianya dukungan layanan belajar yang dapat dimanfaatkan oleh peserta belajar, misalnya CD-ROM atau bahan cetak
c.tersedianya dukungan layanan tutor yang dapat membantu peserta belajar apabila mengalami kesulitan
d.adanya lembaga yang menyelenggarakan/mengelola kegiatan e-learning
e.adanya sikap positif pendidik dan tenaga kependidikan terhadap teknologi komputer dan internet
f.adanya rancangan sistem pembelajaran yang dapat dipelajari/diketahui oleh setiap peserta belajar
g.adanya sistem evaluasi terhadap kemajuan atau perkembangan belajar peserta belajar
h.adanya mekanisme umpan balik yang dikembangkan oleh lembaga penyelenggara

Selain itu dalam Sembel, 2004, hal-hal yang perlu ada untuk “menghidupkan” e-learning adalah :
a.Subject Matter Expert (SME), merupakan nara sumber dari pembelajaran yang disampaikan.
b.Instructional Designer (ID), bertugas untuk secara sistematis mendesain materi dari SME menjadi materi e-learning dengan memasukkan metode pengajaran agar materi menjadi lebih interaktif, lebih mudah, dan lebih menarik untuk dipelajari.
c.Graphic Designer (GD), bertugas untuk mengubah materi teks menjadi bentuk grafis dengan gambar, warna, dan layout yang enak dipandang, efektif, dan menarik untuk dipelajari.
d.Learning Management System (LMS), bertugas mengelola sistem di website yang mengatur lalu lintas interaksi antara instruktur dengan siswa, antarsiswa dengan siswa lainnya, serta hal lain yang berhubungan dengan pembelajaran, seperti tugas, nilai, dan peringkat ketercapaian belajar siswa.

Fungsi E-learning
Setidaknya ada 3 (tiga) fungsi pembelajaran elektronik terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas (classroom instruction), yaitu (dalam Siahaan, 2002) :
Suplemen (tambahan)
Dikatakan berfungsi sebagai suplemen, apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada kewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.
Komplemen (pelengkap)
Dikatakan berfungsi sebagai komplemen, apabila materi e-learning diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima siswa di dalam kelas (Lewis, 2002). Sebagai komplemen berarti materi e-learning diprogramkan untuk menjadi materi enrichment (pengayaan) atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional.
Sebagai enrichment, apabila peserta didik dapat dengan cepat menguasai/memahami materi pelajaran yang disampaikan guru secara tatap muka diberikan kesempatan untuk mengakses materi e-learning yang memang secara khusus dikembangkan untuk mereka. Tujuannya agar semakin memantapkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran yang disajikan guru di kelas.
Sebagai remedial, apabila peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan guru secara tatap muka di kelas. Tujuannya agar peserta didik semakin lebih mudah memahami materi pelajaran yang disajikan guru di kelas.
Substitusi (pengganti)
Tujuan dari e-learning sebagai pengganti kelas konvensional adalah agar peserta didik dapat secara fleksibel mengelola kegiatan perkuliahan sesuai dengan waktu dan aktivitas lain sehari-hari. Ada 3 (tiga) alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat diikuti peserta didik : (1) sepenuhnya secara tatap muka (konvensional), (2) sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau bahkan (3) sepenuhnya melalui internet.

Klasifikasi Proyek Manajemen

Secara umum projek ini dapat dikategorikan dalam dua bentuk yaitu KM yang mencakup semua lini dalam perusahaan dan KM yang dilakukan dalam satu departemen, bisnis unit atau fungsi bisnis tententu. Dan pada tahap awal KM bisa dimulai dari lingkungan yang kecil seperti
departemen, fungsi/unit bisnis, sehingga proses pembudayaan knowledge management akan lebih mudah dikontrol dan dievaluasi.
Projek Knowledge Management (KM) dapat diklasifikasikan dalam beberapa tipe yaitu :
1.Mengumpulkan dan menggunakan ulang pengetahuan terstruktur.
Pengetahuan sering tersimpan dalam beberapa bagian dari output yang
dihasilkan organisasi / perusahaan, seperti disain produk, proposal dan
laporan proyek, prosedur-prosedur yang sudah dimplementasikan dan
terdokumentasikan dan kode-kode software yang mana semuanya dapat
dipergunakan ulang untuk mengurangi waktu dan sumber yang diperlukan
untuk membuatnya kembali.
2.Mengumpulkan dan berbagi pelajaran yang sudah dipelajari (lessons learned) dari praktek-praktek.Tipe projek ini mengumpulkan pengetahuan berasal dari pengalaman yang
harus diinterpretasikan dan diadopsi oleh user dalam kontek yang baru.Proyek ini biasanya melibatkan sharing pengetahuan atau pelajaran melalui database seperti lotus notes.
3.Mengidentifikasi sumber dan jaringan kepakaran. Projek ini bermaksud untuk menjadikan kepakaran lebih mudah terlihat dan mudah diakses bagi setiap karyawan. Dalam hal ini adalah untuk membuat fasilitas koneksi antara orang yang mengetahui pengetahuan dan orang yang membutuhkan pengetahuan.
4.Membuat struktur dan memetakan pengetahuan yang diperlukan untuk meningkatkan performansi. Projek ini memberikan pengaruh seperti pada proses pengembangan produk
baru atau disain ulang proses bisnis dengan menjadikan lebih explisit atau terbuka dari pengetahuan yang diperlukan pada tahap-tahap tertentu.
5.Mengukur dan mengelola nilai ekonomis dari pengetahuan. Banyak perusahaan mempunyai aset intelektual yang terstuktur, seperti hak paten, copyright, software licenses dan database pelanggan. Dengan mengetahui semua aset-aset ini memungkinkan perusahaan untuk membuat revenue dan biaya untuk perusahaan.
6.Menyusun dan menyebarkan pengetahuan dari sumber-sumber external. Perubahan lingkungan bisnis yang cepat dan tidak menentu telah meningkatkan kepentingan dan kesungguhan pada business intelligence system. Dalam proyek ini perusahaan/organisasi berusaha mengumpulkan semua laporan dari luar yang berhubungan dengan bisnis. Dalam projek ini diperlukan editor dan analis untuk menyusun dan memberikan konteks terhadap informasi-informasi yang diperoleh tersebut.

Manfaat Knowledge Management Bagi Perusahaan

Dapat disimpulkan berikut adalah manfaat knowledge management bagi perusahaan dilihat dari beberapa segi:
1.People lebih mandiri dan menambah kepuasan pada kerja
2.Proses, dari segi proses di bedakan menjadi 3 kategori (efektifitas, efisiensi, inovasi).
•Efektifitas; lebih efektif dengan cara membantu organisasi untuk lebih memilih dan menjalankan proses yang paling layak.
•Efisiensi; proses lebih efisien dengan cara meningkatkan produtifitas dan menghemat biaya.
•Inovasi; meningkatkan kultur berbagi dan diskusi interaktif untuk mencari ide kreatif dan fasilitas eksploitasi ide yang lebih efektif.
3.Produk ; meningkatkan nilai tambah produk karena adanya 3 kategori dari proses di atas. Performance (kinerja perusahaan) ; knowledge management dipandang sebagai fasilitator untuk menghasilkan pengetahuan yang digunakan untuk memproduksi produk inovatif yang dapat mendatangkan keuntungan besar bagi perusahaan.

Definisi dan Komponen E-Learning

Kita mulai dari definisi. Istilah e-Learning atau e-Learning mengandung pengertian yang sangat luas, sehingga banyak pakar yang menguraikan tentang definisi eLearning dari berbagai sudut pandang. Salah satu definisi yang cukup dapat diterima banyak pihak misalnya dari Darin E. Hartley [Hartley, 2001] yang menyatakan: pakar yang menguraikan tentang definisi eLearning dari berbagai sudut pandang. Salah satu definisi yang cukup dapat diterima banyak pihak misalnya dari Darin E. Hartley [Hartley, 2001] yang menyatakan:
LearnFrame.Com dalam Glossary of eLearning Terms [Glossary, 2001] menyatakan suatu definisi yang lebih luas bahwa:
e-Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain.
e-Learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringan komputer,maupun komputer standalone
Kesimpulan dari berbagai definisi diatas?
1. Metode belajar mengajar baru yang menggunakan media jaringan komputer dan Internet
2. Tersampaikannya bahan ajar (konten) melalui media elektronik. Otomatis bentuk bahan ajar juga dalam bentuk elektronik (digital).
3. Adanya sistem dan aplikasi elektronik yang mendukung proses belajar mengajar
Kesimpulan definisi diatas ini yang sering saya gunakan untuk membuat bagan komponen e-Learning. Dengan kata lain, komponen yang membentuk e-Learning adalah:
1. Infrastruktur e-Learning: Infrastruktur e-Learning dapat berupa personal computer (PC), jaringan komputer, internet dan perlengkapan multimedia. Termasuk didalamnya peralatan teleconference apabila kita memberikan layanan synchronous learning melalui teleconference.
2. Sistem dan Aplikasi e-Learning: Sistem perangkat lunak yang mem-virtualisasi proses belajar mengajar konvensional. Bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi atau konten, forum diskusi, sistem penilaian (rapor), sistem ujian online dan segala fitur yang berhubungan dengan manajemen proses belajar mengajar. Sistem perangkat lunak tersebut sering disebut dengan Learning Management System (LMS). LMS banyak yang opensource sehingga bisa kita manfaatkan dengan mudah dan murah untuk dibangun di sekolah dan universitas kita.
3. Konten e-Learning: Konten dan bahan ajar yang ada pada e-Learning system (Learning Management System). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk Multimedia-based Content (konten berbentuk multimedia interaktif) atau Text-based Content (konten berbentuk teks seperti pada buku pelajaran biasa). Biasa disimpan dalam Learning Management System (LMS) sehingga dapat dijalankan oleh siswa kapanpun dan dimanapun. Depdiknas cukup aktif bergerak dengan membuat banyak kompetisi pembuatan multimedia pembelajaran. Pustekkom juga mengembangkan e-dukasi.net yang mem-free-kan multimedia pembelajaran untuk SMP, SMA dan SMK. Juga mari kita beri applaus ke pak Gatot (Biro PKLN) yang mulai memberikan insentif dan beasiswa untuk mahasiswa yang mengambil konsentrasi ke Game Technology yang arahnya untuk pendidikan. Ini langkah menarik untuk mempersiapkan perkembangan e-Learning dari sisi konten.
Sedangkan Actor yang ada dalam pelaksanakan e-Learning boleh dikatakan sama dengan proses belajar mengajar konvensional, yaitu perlu adanya guru (instruktur) yang membimbing, siswa yang menerima bahan ajar dan administrator yang mengelola administrasi dan proses belajar mengajar.

Terminologi yang berhubungan dengan e-Learning sebenarnya banyak. Ada online learning, software learning, multimedia learning, computer based learning. Boleh dikatakan semua bisa diwakili oleh e-Learning, baik dalam perspektif umum (online learning, computer based learning) maupun dalam perspektif komponen e-Learning (multimedia learning sebagai komponen e-Learning content dan software learning sebagai komponen e-learning system).
Sedikit perlu kita garis bawahi untuk terminologi distance learning. Terminologi distance learning ini sejak dulu sudah ada, hanya dulu distribusi bahan ajar dan proses pembelajaran tidak menggunakan media elektronik, misalnya universitas terbuka yang dulu mengirimkan module pembelajaran lewat pos. Hanya, saat ini universitas yang menerapkan distance learning kebanyakan sudah menggunakan media elektronik untuk mendistribusikan bahan ajar dan proses belajar mengajar, dengan kata lain bisa saja distance learning masuk ke definisi e-Learning untuk kondisi ini. Tapi tidak menjadi masalah kalau open university yang ada di dunia ini tetap menggunakan term distance learning, karena mungkin sudah lebih lama dan terbiasa digunakan. Yang pasti secara kohesi terminologi, distance learning akan dekat dengan terminologi open university dan synchronous learning.

Sumber Data :
Romi Satria Wahono, Sistem eLearning Berbasis Model Motivasi Komunitas

Balance Scorecard

Banyak metoda untuk mengukur keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi. Beberapa tahun kebelakang ukuran keberhasilan itu kebanyakan dinilai dari financial performance dan atau market share saja, walaupun sekarang juga masih banyak yang mengunakan ukuran tersebut.
Di era Teknologi Informasi saat ini banyak pelaku di bisnis ini lebih mengutamakan kepada pertumbuhan (growth) dibandingkan dengan financial. Kita ketahui bahwa bisnis TI memerlukan comunity yang menggunakan produknya (hardware/software/services/others) dan belum tentu comunity tadi membayar untuk produk tersebut secara langsung. Keuntungan akan didapat setelah comunity terbentuk menjadi loyal comunity.
Di era TI ini, banyak pelaku bisnis yang menggunakan Balanced Scorecard (BSC) dengan hasil yang sangat menakjubkan. Pendekatan yang dilakukan pada Balanced Scorecard menghubungkan strategi yang ada dalam suatu organisasi/perusahaan, mulai dari visi, critical success factor(dalam hal ini saya analogikan pada rencana strategi), dan pengukuran performansi keberhasilan. Pengukuran dalam Balanced Scorecard dibagi kedalam empat perspektif : Customer, Internal Business, Innovation and Learning, dan Financial Perspective.
Perspektif pelanggan menggunakan ukuran berapa “nilai” yang diberikan kepada pelanggan dilihat dari segi waktu, kualitas, performansi dan layanan, dan biaya. Contohnya ukuran kecepatan waktu mulai dari permintaan sampai dengan pengiriman sampai ditangan pelanggan, tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk kita, tingkat penjualan terhadap produk baru, dan atau banyaknya service call yang dilayani.
Pada perspektif internal dapat mengevaluasi ekspektasi yang diharapkan pelanggan dapat terpenuhi melalui perbaikan proses di internal organisasi tersebut. Disini juga kita dapat mengukur tingkat keahlian dan produktifitas karyawan, kualitas yang dihasilkan oleh organisasi tersebut, dan atau sistem informasi yang baik yang berjalan dalam organisasi.
Dari sisi perspektif inovasi dan pembelajaran dari suatu organisasi kita dapat mengukurnya melalui, peningkatan dan inovasi yang berkelanjutan terhadap produk-produk yang dimiliki. Kita harus garis bawahi bahwa produk disini tidak selamanya berupa barang, pelayanan dan hal-hal lain yang bersifat jasa pun adalah produk. Ukuran yang diberikan antara lain banyaknya produk-produk baru yang dihasilkan dan persentase kebrhasilan penjualannya, tingkat penestrasi terhadap market baru, atau implementasi SCM (supply Chain Management), dll.
Apabila target-target diatas dapat terpenuhi maka efeknya akan mengimbas pada perspektif finansial juga. Finansial disini termasuk mengukur pendapatan dan pengeluaran, lebih dalamnya lagi ROI (return on investment), tingkat penjualan, pertumbuhan market share, dll.
Hal terpenting yang harus kita pahami adalah bagaimana suatu organisasi mendefinisikan apa yang ingin dicapai serta membuat ukurannya yang selanjutnya terus memonitor progres yang telah dicapai. Selanjutnya kita bisa melihat apakah tujuan kita akan tercapai atau tidak.
Balanced Scorecard diukur dalam jangka pendek dan jangka panjang dan di evaluasi setiap bagian yang ada dalam suatu organisasi yang akan memberikan kontribusi untuk mewujudkan setiap tujuan. Balanced Scorecard dapat diterapkan oleh semua jenis organisasi dan semua jenis industri baik profit maupun non-profit.

Penerapan Proses Bisnis dan Value Chain pada Industri Manufaktur

Perkembangan pasar yang bergerak menjadi sangat kompetitif dan persaingan bisnis yang semakin kompleks dan ketat telah menghadirkan tantangan baru bagi perusahaan. Kecepatan menjadi masalah yang patut diperhatikan yaitu bagaimana cara perusahaan atau organisasi untuk mendapatkan dan mengevaluasi informasi dengan segera, dan untuk kemudian menggunakan informasi tersebut untuk merespon setiap kejadian dan masalah secara cepat dan tepat pula. Karena itu kecepatan menjadi faktor penting dalam menumbuhkan nilai kompetitif suatu perusahaan atau organisasi.
Masalah yang sering kali terjadi adalah perusahaan gagal atau terlambat dalam merespon tantangan bisnis yang muncul secara tidak terduga. Sebagai contoh: banyak perusahaan sangat lambat dalam mendeteksi adanya peluang-peluang bisnis baru serta dalam mendeteksi pergerakan yang dilakukan oleh kompetitor; lebih jauh lagi adalah perusahaan kadang cenderung mempunyai sifat reaktif dan tidak dapat mendeteksi masalah secara dini, dimana ini merupakan hal yang sangat kontraproduktif bagi perusahaan dalam menghadapi perkembangan bisnis di masa seperti sekarang ini.
Untuk mengatasi masalah tersebut, para pemimpin perusahaan sangat membutuhkan suatu solusi yang dapat membantu mereka untuk melihat gambaran bisnis mereka secara menyeluruh (komprehensif) dan real-time, dalam arti apa yang mereka lihat saat itu di laporan adalah benar-benar menggambarkan kondisi perusahaan sebenarnya saat itu juga, bukan 1 minggu yang lalu, 1 hari yang lalu, atau bahkan 1 jam yang lalu.
Untuk itu peranan teknologi di sini menjadi sangat vital. Perusahaan dapat mengandalkan teknologi yang tepat untuk membantu mereka dalam meningkatkan efisiensi, mempertajam daya respons, dan pada akhirnya adalah mampu menghasilkan nilai kompetitif bagi perusahaan.
Dengan kata lain Serangkaian aktivitas –sebut saja proses bisnis–agar perusahaan dapat mengembangkan keunggulan kompetitif yang disebut sebagai value chain. Setiap proses bisnis dalam value chain itu dibuat sedemikian rupa, sehingga mampu memberikan nilai tambah bagi pelanggan.
Nilai tambah itu harus lebih besar daripada ongkos menjalankan proses bisnis sehingga tercipta margin. Sejumlah proses bisnis penting yang menjadi modal menciptakan value chain adalah logistik -istilah lainnya rantai pasok, pemasaran, penjualan dan layanan purna jual.
Sebuah value chain tercipta dengan mempererat interaksi semua pihak yang terlibat dalam rangkaian proses bisnis tersebut, sehingga bisa berjalan efektif. Mereka itu adalah jaringan mitra yang termasuk pemasok, sub-kontraktor, distributor bahkan pelanggan. Dengan demikian, tolok ukur keberhasilan sistem enterprise resources planning (ERP) pun bergeser, tidak cukup hanya menyempurnakan sistem pasokan, proses produksi, finansial atau SDM. Untuk mengelola sebuah value chain, sulit mengandalkan sistem ERP yang hanya terdiri dari rangkaian aplikasi saja dan bersifat tertutup.
Untuk mengelola value chain di tengah dinamika iklim bisnis menuntut perusahaan memiliki infrastruktur TI yang fleksibel, mudah disesuaikan dengan perubahan. Fleksibilitas itu bisa dicapai jika infrastruktur TI dirancang dengan mengedepankan pada fungsinya sebagai layanan yang membantu berjalannya proses bisnis.
Sebagai contoh, jika iklim bisnis menuntut perbaikan pada sistem inventory control, tim TI bekerjasama dengan staf terkait untuk merancang arsitektur berdasarkan alur proses bisnisnya, bukan semata-mata dari aspek teknis. Jadi infrastruktur TI-lah yang mengikuti proses bisnis.
Ada 4 elemen penting yang akan dibahas dalam paper ini yang harus dimiliki perusahaan dalam persaingan bisnis antara lain :
1.Proses Bisnis
2.Value Chain
3.Teknologi Informasi
4.Penggabungan dari 3 elemen diatas

Selasa, 25 Mei 2010

Permasalahan Dalam Knowledge Management

Permasalahan yang sering dihadapi oleh banyak perusahaan dalam melakukan penerapan knowledge management adalah potensi sumber daya pengetahuan sebagai intangible asset perusahaan belum dapat dioptimalkan dan eksplorasi dengan baik. Untuk itu diperlukan adanya suatu metode untuk mengelola aset kapital tersebut agar dapat dikomunikasikan dan digunakan bersama antar individu/instansi terkait. Pengetahuan dalam kapasitasnya sebagai pendukung kebijakan dan pengambilan keputusan perlu disimpan dalam repository secara terstruktur.
Bagaimana membangun budaya knowledge sharing dalam rangka peningkatan kinerja karyawan? Knowledge apa yang dibutuhkan perusahaan? Untuk membantu perusahaan mengidentifikasikan pengetahuan apa yang harus dimiliki dan yang sudah dimiliki. Dari analisis tersebut, diperoleh peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan perusahaan, ancaman-ancaman yang dapat mengganggu kinerja perusahaan, serta faktor-faktor kunci sukses. Seperti telah dipahami oleh para praktisi bisnis, faktor-faktor kunci sukses merupakan faktor-faktor yang kritis yang harus sangat diperhatikan oleh semua perusahaan yang ingin beroperasi dalam suatu industri. Dengan bantuan faktor kunci sukses sebagai kriteria, perusahaan dapat melakukan evaluasi terhadap dirinya. Evaluasi internal perusahaan ini akan menghasilkan kekuatan-kekuatan yang dimiliki perusahaan, tak ketinggalan pula kelemahan-kelemahan yang harus diperbaiki oleh perusahaan. Dengan mempertimbangkan peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal, serta kekuatan dan kelemahan dari analisis internal perusahaan, dapat ditentukan sasaran perusahaan dan strategi atau cara mencapai sasaran perusahaan tersebut.
Selanjutnya, strategi perusahaan langsung diterjemahkan menjadi hal-hal yang harus dilakukan perusahaan dalam kurun waktu tiga sampai lima tahun ke depan, sementara kekuatan dan kelemahan perusahaan diterjemahkan menjadi hal-hal yang sudah bisa dilakukan oleh perusahaan pada saat ini.
Sedangkan yang harus dijawab adalah bagaimana diperlukan strategi untuk menciptakan nilai, yang mampu meningkatkan efektivitas dan produktifitas intelektual organisasi, menuju keunggulan yang lebih kompetitif. Sehingga agar dapat berperan secara optimal, pengetahuan sebagai aset intangible perlu dieksplorasi dan dikelola dengan baik agar dapat berperan lebih optimal.

Tujuan Penerapan Knowledge Management di Bisnis Perusahaan

Penerapan KM akan memberikan pengaruh terhadap proses bisnis perusahaan:
a. Penghematan waktu dan biaya.
Dengan adanya sumberpengetahuan yang terstruktur dengan baik, maka perusahaan akan mudahuntuk menggunakan pengetahuan tersebut untuk konteks yang lainnya, sehingga perusahaan akan dapat menghemat waktu dan biaya.
b. Peningkatan aset pengetahuan.
Sumber pengetahuan akanmemberikan kemudahaan kepada setiap karyawan untuk memanfaatkannya,sehingga proses pemanfaatan pengetahuan di lingkungan perusahaan akanmeningkat, yang akhirnya proses kreatifitas dan inovasi akan terdorong lebih luas dan setiap karyawan dapat meningkatkan kompetensinya.
c. Kemampuan beradaptasi.
Perusahaan akan dapat dengan mudah beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis yang terjadi.
d. Peningkatan produktfitas.
Pengetahuan yang sudah ada dapatdigunakan ulang untuk proses atau produk yang akan dikembangkan, sehingga produktifitas dari perusahaan akan meningkat.

Introduction Knowledge Management

Manajemen pengetahuan (knowledge management) adalah sebuah konsep baru di dunia bisnis. Konsep ini berkembang pesat terutama sejak tahun 2000-an. Tujuan penerapan konsep ini adalah untuk meningkatkan dan memperbaiki operasional perusahaan dalam mencari keuntungan kompetitif. Manajemen pengetahuan digunakan untuk memperbaiki komunikasi diantara manajemen puncak dan pekerja untuk mempertahankan proses kerja, menanamkan budaya berbagai pengetahuan dan mengimplementasikan sistem penghargaan berbasis kinerja.
Definisi knowledge management masih beragam antar berbagai ahli. Perbedaan ini terutama karena masih beragamnya persepsi atau pendapat tentang perbedaan informasi dan pengetahuan. Para ahli dibidang informasi menyebutkan bahwa informasi adalah pengetahuan yang disajikan kepada seseorang dalam bentuk yang dapat dipahami; atau data yang telah diproses atau ditata untuk menyajikan fakta yang mengandung arti. Sedangkan pengetahuan berasal dari informasi yang relevan yang diserap dan dipadukan dalam pikiran seseorang. Sedangkan pengetahuan berkaitan dengan apa yang diketahui dan dipahami oleh seseorang. Informasi cenderung nyata, sedangkan pengetahuan adalah informasi yang diinterpretasikan dan diintegrasikan.
Apa arti knowledge management? Dalam definisi www.worldIQ.com , knowledge management berasal dari kata knowledge dan management.
 Knowledge is a justified true belief (a philosophical definition).
 Knowledge is the awareness and understanding of facts, truths or information gained in the form of experience or learning.
 Management is a process of planning and controlling the performance or execution of any type of activity, such as: a project or a process.
Secara terminologi, manajemen pengetahuan berarti sebuah proses perencanaan dan pengontrolan kinerja aktivitas tentang pembentukan proses pengetahuan. Definisi yang lebih lengkap tentang knowledge management menurut worldIQ.com : “Knowledge management is associated with the processes for the creation, dissemination, testing, integration, and utilization of knowledge within organizations”.
Secara umum, knowledge management adalah sebuah proses yang mengkoordinasikan penggunaan informasi, pengetahuan dan pengalaman. Dengan konsep tersebut, berarti ada perbedaan untuk data, informasi dan pengetahuan. Berdasarkan hierarkinya, informasi berasal dari data yang telah diproses sehingga dapat diinterpreasikan. Data terdiri dari angka-angka (untuk data kuantitatif) dan bentuk fakta-fakta lain yang yang relative tidak berarti bagi pemakai. Contohnya, jumlah jam kerja karyawan dalam perusahaan. Setelah data tersebut diproses, dia dapat berubah menjadi informasi. Jika jam pekerja dikalikan dengan upah per jam, hasilnya adalah pendapatan kotor. Jika angka pendapatan kotor tiap pekerja dijumlahkan, perjumlahan tersebut adalah total biaya gaji bagi seluruh perusahaan. Jumlah biaya gaji dapat menjadi informasi bagi pemilik perusahaan.
Pengetahuan adalah hasil dari pengolahan informasi secara lebih lanjut dengan menggunakan metode tertentu. Sedangkan kebijaksanaan (wisdom) lebih kearah pengambilan keputusan dari pengguna pengetahuan.
Knowledge Management (KM) merupakan proses yang terus-menerus harus dilakukan sehingga proses tersebut akan menjadi satu budaya dari perusahaan tersebut, dan akhirnya perusahaan akan membentuk perusahaan yang berbasis kepada pengetahuan.
Definisi umum tentang Knowledge Management (KM) dapat didefiniskan sebagai satu set (himpunan) intervesi orang, proses dan tool (teknologi) untuk mendukung proses pembuatan, pembauran, penyebaran dan penerapan pengetahuan.
1. Pembuatan (creation) pengetahuan adalah proses perbaikan dari pengetahuan yang ada melalui proses pengalaman yang ada. Biasanya proses ini terjadi ketika ada deteksi kesalahan dan perbaikannya.
2. Lesson learned merupakan salah satu contoh output dari knowledge creation.
3. Pembauran (assimilation) pengetahuan merupakan proses pengumpulan, penyimpanan pengetahuan yang dibuat dengan pengetahuan yang sudah ada di organisasi/perusahaan.
4. Penyebaran (dissemination) pengetahuan merupakan proses pengambilan dan penyebaran pengetahuan untuk dipergunakan dalam proses pengalaman yang lainnya.
5. Penerapan (application) pengetahuan merupakan proses pemanfaatan pengetahuan untuk mebantu penyelesaian masalah yang sedang dihadapi.
Secara simple, mereka mendefinisikan manajemen pengetahuan sebagai keseluruhan proses membangkitkan nilai organisasi dari modal intelektual organisasi dan aset berbasis pengetahuan. Kebanyakan, usaha pembangkitan nilai dari aset tersebut melibatkan seluruh karyawan, departemen-departemen, dan bahkan perusahaan lain dalam berbagi untuk menemukan praktik yang terbaik. Mereka juga mengungkapkan bahwa penting `dicatat bahwa definisi tersebut sama sekali bukanlah teknologi. Ketika manajemen pengetahuan sering difasilitasi teknologi informasi, tidak berarti teknologi adalah manajemen pengetahuan.

Senin, 24 Mei 2010

Pengertian Knowledge Management

Tiga Pilar Utama Penerapan "Knowledge Management"
Sumber Data : Hotma D. L.tobing | 21-Nov-2008, 00:07:26 WIB

KabarIndonesia - "Knowledge management: Konsep, Arsitektur dan Implemenasi, sangatlah tepat karena di era modern ini, karena umat manusia dewasa ini hidup dalam dunia yang telah datar atau flat world dalam istilah Thomas L. Friedman, sehingga Knowledge Information", menjadi kekayaan korporasi bahkan kekayaan negara yang paling berharga. Adalah mendiang Peter F. Drucker, sekitar seperempat abad lalu, yang telah meramalkan bahwa knowledge worker akan menjadi basis keunggulan korporasi masa depan," demikian Tanri Abeng dalam kata pengantar buku ini.

Buku yang terdiri dari 9 bab ini, memberikan gambaran KM yang utuh, karena untuk mengimplementasikan KM yang efektif akan melibatkan banyak elemen: manusia, budaya, proses, kepemimpinan dan teknologi. Karena mencakup elemen-elemen yang begitu luas, maka tidak semua elemen dibahas secara mendalam. Pada penyusunan arsitektur KM yang menjadi inti dari buku ini, knowledge diposisikan sebagai produk, yang di-create, diproduksi, didistribusikan, diakuisisi dan dimanfaatkan oleh para anggota organisasi dalam suatu yang siklus kontinu. Elemen-elemen yang terlihat dalam berbagai proses yang dialami oleh knowledge tersebut menjadi pilar-pilar utama dari bangunan KM.

Buku terdiri dari bab 1: Pendahuluan berisi penjelasan tentang transisi menuju knowledge economy, karakteristik knowledge economy, munculnya knowledge worker dan bagaimana mengefektifkan peran mereka. Bab 2: Pengantar Knowledge Management. merupakan terminology data, informasi, knowledge, understanding dan wisdom, Paul merujuk kepada Russell Ackoff, bahwa seorang pakar systems dan guru besar bidang perubahan organisasi, menyatakan bahwa isi atau kandungan intelektualitas dan mentalitas manusia dapat diklasifikasikan dalam lima kategori: data, informasi, understanding dan wisdom yang dilanjutkan dengan penjelasan siklus knowledge dari Nonaka yang merupakan teori yang sangat besar pengaruhnyadalam KM. Bab 3: Arsitektur Knowledge management. Bab 4: Penyelarasan Strategi KM dengan strategi bisnis perusahaan. Bab 5-7 membahas tentang: Arsitektur Operasi KM-Proses, Operasi KM-Organisasi dan Operasi KM-Tekhnologi. Sementara Bab 8: membahas tentang Budaya Perusahaan yang Supportif dan Bab 9: membahas Pengukuran Performansi KM antara lain alasan dan tujuan pengukuran performansi, hambatan pengukuran dan criteria pemilihan indicator pengukuran. Pada bab ini disinggung juga tentang konsep intellectual capital yang dianggap menjadi dasar bagi pengukuran performansi KM.

Knowledge merupakan asset kunci agar suatu perusahaan memiliki keunggulan kompetitif yang kontinu. Dampak implementasi KM akan melahirkan keunggulan kompetitif terhadap berbagai bidang seperti: bidang operasi dan pelayanan, pengembangan kompetensi personil, pemeliharaan ketersediaan knowledge, inovasi dan pengembangan produk dan lain-lain. Sementara dalam implementasi KM terdapat factor-faktor penting seperti: manusia, leadership, teknologi, organisasi dan learning organisasi. Dari sana diperoleh manfaat yang paling disukai oleh perusahaan (organisasi profit) yakni meningkatkan kolaborasi dalam perusahaan, meningkatkan ketrampilan karyawan dan meningkatkan mutu produk dan layanan.

Seperti dikatakan Tanri Abeng dalam epilognya: Pemerintah perlu juga merumuskan perannya untuk menumbuhkan budaya knowledge ini. Berbagai aspek harus direformasi untuk mendukung terciptanya lingkungan yang kondusif bagi munculnya inovasi dan terapresiasinya kompetensi dan pengetahuan. Aspek itu antara lain adalah birokrasi yang lebih sering bersikap otoriter terhadap masyarakat daripada melayaninya, sistem pendidikan visi sehingga sering gonta ganti sistem, sistem rekruitmen yang berbasis kompetensi di lembaga pemerintah dan BUMN, dan aspek-aspek lainnya seperti penegakan hukum dan pemberantasan korupsi yang merupakan sumber kebodohan bangsa ini.

Lebih lanjut setelah membaca ulang buku ini, Tanri Abeng menyimpulkan: Implementasi KM adalah proses budaya yang harus dilaksanakan secara serius, konsisten dan penuh totalitas pada semua elemen-elemen organisasi. Pendekatan lain yang tidak menyentuh budaya adalah adalah penerapan KM yang hanya bersifat perubahan permukaan saja, dan tidak akan mengubah daya saing organisasi secara fundamental.

Menurut Ir. Paul L. Tobing, M.Eng, CKM ada bermacam-macam motif yang dapat medorong seseorang untuk menulis. Karena keahlian, pengalaman atau memiliki strategi dan kiat yang layak untuk dibagikan kepada masyarakat luas. "Saya tidak didorong oleh motif-motif itu. Saya menulis karena didorong oleh banyaknya pergumulan dan tingginya tingkat kompleksitas persoalan implementasi Knowledge Management (KM) yang saya yakini akan dihadapi oleh siapapun yang melakukan inkulturasi di tanah air," kata lulusan FT USU jurusan Teknik Elektro yang pernah mengajar di Politeknik USU dan kemudian mengabdi di Telkom. Paul L.

Tobing menyimpulkan bahwa knowledge management tidak hanya terdapat di lembaga atau perusahaan tertentu, tetapi juga di sebagian besar entitas bisnis dan kelembagaan di tanah air, yang pada akhirnya akan meningkatkan daya saing kita sebagai suatu bangsa dalam persaingan global yang semakin ketat.

Judul buku: KNOWLEDGE MANAGEMENT Konsep, Arsitektur dan Implementasi
Pengarang: Paul L. Tobing
Tebal: Xxii + 212 halaman
Penerbit: Graha Ilmu, Yogyakarta
Tahun: 2007

Konsep Knowledge Management

Di sebuah perusahaan terdapat basis pengetahuan, yang dalam kesehariannya diakses oleh para pekerjanya untuk kebutuhan helps pembuatan software, help desk, dokumentasi bugs hasil testing dan solusinya, tips programming, metodologi software engineering, dokumentasi projects dan tools yang dipake, dan masih banyak lagi. Macam dari pengetahuan itu bisa berupa files yang letaknya terpisah di komputer lain, tulisan yang telah didokumentasikan dalam aplikasi web, atau masih tersimpan dalam memori otak pekerjanya. :-p Tentu saja basis pengetahuan itu akan berkembang seiring dengan berjalannya perusahaan mengarungi hari-harinya. Sebelum lebih jauh, agar pengetahuan sesuai dengan kebutuhan perusahaan, perusahaan itu akan melakukan penataan kembali terhadap resource yang dia punyai, menata pengetahuan yang sekiranya perlu dan yang sekiranya tidak perlu, atau susunannya yang belum pas untuk kebutuhan di perusahaan, atau karyawan tidak lagi tertarik terhadap resource-nya perusahaan karena memang tidak menarik. Untuk kebutuhan pengelolaan kembali resource tersebut, perusahaan akan menerapkan Knowledge Management dengan menggunakan konsep Semantic Meta Data. Nah, apa itu Knowledge Management (KM) dan apa pula yang namanya Semantic Meta Data itu? Berikut bahasannya.
Konsep Knowledge Management
Manajemen pengetahuan (knowledge management) adalah sebuah konsep baru di dunia bisnis. Konsep ini berkembang pesar terutama sejak tahun 2000-an. Tujuan penerapan konsep ini adalah untuk meningkatkan dan memperbaiki operasional perusahaan dalam mencari keuntungan kompetitif. Manajemen pengetahuan digunakan untuk memperbaiki komunikasi diantara manajemen puncak dan pekerja untuk mempertahankan proses kerja, menanamkan budaya berbagai pengetahuan dan mengimplementasikan sistem penghargaan berbasis kinerja.
Definisi knowledge management masih beragam antar berbagai ahli. Perbedaan ini terutama karena masih beragamnya persepsi atau pendapat tentang perbedaan informasi dan pengetahuan. Para ahli dibidang informasi menyebutkan bahwa informasi adalah pengetahuan yang disajikan kepada seseorang dalam bentuk yang dapat dipahami; atau data yang telah diproses atau ditata untuk menyajikan fakta yang mengandung arti. Sedangkan pengetahuan berasal dari informasi yang relevan yang diserap dan dipadukan dalam pikiran seseorang. Sedangkan pengetahuan berkaitan dengan apa yang diketahui dan dipahami oleh seseorang. Informasi cenderung nyata, sedangkan pengetahuan adalah informasi yang diinterpretasikan dan diintegrasikan.
Apa arti knowledge management? Dalam definisi www.worldIQ.com , knowledge management berasal dari kata knowledge dan management.
• Knowledge is a justified true belief (a philosophical definition)
• Knowledge is the awareness and understanding of facts, truths or information gained in the form of experience or learning.
• Management is a process of planning and controlling the performance or execution of any type of activity, such as: a project or a process
Secara terminologi, manajemen pengetahuan berarti sebuah proses perencanaan dan pengontrolan kinerja aktivitas tentang pembentukan proses pengetahuan. Definisi yang lebih lengkap tentang knowledge management, menurut Gupta (2000) :
“A process that helps organizations find, select, disseminate, and transfer important information and expertise necessary for activities such as problem solving, dynamic learning, strategic planning and decision making”
Menurut Bhatt (2000) :
“A process of knowledge creation, validation, presentation, distribution, and application”
Menurut worldIQ.com :
“Knowledge management is associated with the processes for the creation, dissemination, testing, integration, and utilization of knowledge within organizations”
Menurut Jarvenspaa dan Maki (2001) :
“Creation of new knowledge, knowledge sharing and diffusion, and tools and methods to promote them”
Secara umum, knowledge management adalah sebuah proses yang mengkoordinasikan penggunaan informasi, pengetahuan dan pengalaman. Dengan konsep tersebut, berarti ada perbedaan untuk data, informasi dan pengetahuan. Berdasarkan hierarkinya, informasi berasal dari data yang telah diproses sehingga dapat diinterpreasikan. Data terdiri dari angka-angka (untuk data kuantitatif) dan bentuk fakta-fakta lain yang yang relative tidak berarti bagi pemakai. Contohnya, jumlah jam kerja karyawan dalam perusahaan. Setelah data tersebut diproses, dia dapat berubah menjadi informasi. Jika jam pekerja dikalikan dengan upah per jam, hasilnya adalah pendapatan kotor. Jika angka pendapatan kotor tiap pekerja dijumlahkan, perjumlahan tersebut adalah total biaya gaji bagi seluruh perusahaan. Jumlah biaya gaji dapat menjadi informasi bagi pemilik perusahaan.
Pengetahuan adalah hasil dari pengolahan informasi secara lebih lanjut dengan menggunakan metode tertentu. Sedangkan kebijaksanaan (wisdom) lebih kearah pengambilan keputusan dari pengguna pengetahuan.

Sumber :
Dwi Mlynto http://edui.wordpress.com/2007/05/20/knowledge-management/

Strategi Pemberdayaan UKM Melalui Pengelolaan Knowledge Management

Menurut situs http://batampos.co.id, perlu dilakukan beberapa upaya untuk mendukung dan mendorong kemajuan UKM, terutama dalam pemanfaatan Knowledge Management, yaitu dengan meningkatkan sumber daya masyarakat (SDM) agar secara intelektual siap dan mampu bersaing, dan mengefektivkan sumber daya alam (SDA) dan SDM sehingga mampu dan memiliki daya saing. Salah satu unsur yang sangat mendukung terhadap kualitas knowledge management adalah pemanfaatan teknologi informasi di perusahaan secara optimal.
Menurut Ina Primiana dalam http://perpustakaan.bappenas.go.id, alokasi anggaran untuk usaha kecil dan menengah cukup besar dari total anggaran pendapatan dan belanja daerah di setiap daerah. Banyak program untuk memberdayakan UKM sejak hampir 20 tahun lalu, meskipun hasilnya belum menggembirakan. Perlu dicari format baru yang berbeda dari sebelumnya agar UKM tidak stagnan. Kemampuan sebuah perusahaan UKM dalam penyerapan/penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dikaitkan dengan tingkat perkembangan dari keempat komponen teknologi tersebut di dalam perusahaan tersebut.
Seperti yang dapat dikutip dari Gauthama, 1999 dalam http://www.smecda.com, keempat komponen tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
• perangkat manusia (SDM), yakni penguasaan ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap, perilaku serta etos kerja;
• perangkat teknis antara lain mesin dan peralatan yang diciptakan/direncanakan untuk peningkatan nilai tambah atau produktivitas;
• perangkat organisasi yang memungkinkan terjadinya peningkatan kinerja dan produktivitas terhadap organisasi ;
• perangkat informasi dan pengetahuan yang berkaitan dengan teknologi yang diterapkan, antara lain yang menyangkut data dasar (database), yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan dan sasaran pemanfaatan pengetahuan dan teknologi.
Untuk peningkatan teknologi informasi, UKM perlu memanfaatkan ICT untuk meningkatkan daya saing perusahaan, mengingat di era globalisasi ini arena persaingan menjadi sangat kompetitif, dan bersifat global/ mendunia, usaha kecil dan menengah (UKM) harus mampu bersaing di tengah persaingan ini,untuk itu diperlukan strategi untuk meningkatkan daya saing perusahaan. Agar dapat bertahan di era persaingan ini, usaha kecil dan menengah (UKM) perlu memikirkan strategi untuk meningkatkan daya saing perusahaan untuk mendapatkan peluang ekspor dan juga peluang bisnis lainnya. Salah satu strateginya adalah menggunakan Information and Communication Technology (ICT), karena pemanfaatan ICT bagi usaha kecil dan menengah (UKM) dapat meningkatkan daya saing yang dimiliki perusahaan untuk mendapatkan peluang ekspor dan peluang bisnis.


Sumber:
http://mdany-simeb.blogspot.com/2007/09/kemampuan-ukm-dalam-penerapan-knowledge.html